Sabtu, 22 Oktober 2011

Saya akan bayar waktu PAPAH setengah jam saja.

Setelah lama gak pernah jalan-jalan keblog orang atau bahasa kerennya blogwalking..kali ini memang sedikit berbeda dari sebelumnya, karena kali ini saya akan share tentang pengalaman yang begitu mengesankan dan merubah hidup seorang Ayah.
Ya sebut saja Adi dan Seperti biasa Adi, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta , tiba di rumahnya pada pukul 9 malam.
Tidak seperti biasanya, Embun, putri pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu untuknya.
Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama. "Kok, belum tidur ?"sapa Adi sambil mencium anaknya. Biasanya Embun memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari. Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Embun menjawab, "Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau Tanya berapa sih gaji Papa ?" "Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?" "Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Embun singkat.
"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan Dibayar Rp. 400.000 ,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja. Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo ? "
Embun berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar, sementara Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Adi beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Embun berlari mengikutinya."Kalo satu hari Papa dibayar Rp. 400.000 ,-untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp. 40.000 ,- dong" katanya. "Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah Adi.
Tetapi Embun tidak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian,Embun kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000 ,- enggak ?" "Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini ? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah". "Tapi Papa..." Kesabaran Adi pun habis. "Papa bilang tidur !" hardiknya mengejutkan Embun. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.
Usai mandi, Adi nampak menyesali hardiknya. Ia pun menengok Sarah di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Embun didapati sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp.15.000 ,- di tangannya. Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Adi berkata, "Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Embun. Tapi buat apa sih minta uang malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa. Jangankan Rp.5.000 ,- lebih dari itu pun Papa kasih" jawab Adi
"Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini". "lya, iya, tapi buat apa ?" tanya Adi lembut. " Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga puluh menit aja. Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga. Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp.15.000 ,- tapi.. karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp 40.000 ,- maka setengah jam aku harus ganti Rp 20.000 ,-. Tapi duit tabunganku kurang Rp.5.000 , makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Embun polos.
Adi pun terdiam. ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan anaknya.
semenjak itupun Adi selalu menyempatkan waktu buat keluarganya..khususnya buah hatinya Embun yang sangat disayanginya..
Nah begitulah cerita yang mengharukan dan dari semua yang ada diatas dapat diambil hikmahnya..
"Bagi dunia kau hanya seseorang, tapi bagi seseorang kau adalah dunianya"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar